Selasa, 01 Juli 2014

Galeri Indonesia Kaya (GIK) - Pertunjukan Saung Angklung Udjo

Sejak tahun 1992, Bakti Budaya Djarum Foundation telah mendukung lebih dari 1.000 kegiatan budaya dan telah menjalin kerjasama dengan para budayawan, seniman, dan kelompok kesenian dalam mengaktualisasikan gagasan kreatifnya. Pada tahun 2011, Djarum Apresiasi Budaya mulai menggiatkan dan fokus mendukung berbagai program seni pertunjukan Indonesia. Banyak karya telah dihadirkan dan mendapatkan apresiasi yang sangat besar dari masyarakat.

Meningkatnya kepedulian generasi muda terhadap seni dan budayanya belum disertai dengan ruang edukasi tentang budaya yang memadai. Galeri Indonesia Kaya digagaskan dan dibangun untuk menjadi ruang edutainment budaya berbasis teknologi digital yang dapat mendekatkan dan menyalurkan kreativitas berekspresi generasi muda dalam lingkup tradisi budaya nusantara.

Dengan teknologi digital, Galeri Indonesia Kaya mengemas budaya dalam unsur kekinian dan menyajikan informasi tradisi budaya dengan lebih interaktif dan menarik. Terletak di Grand Indonesia, galeri ini membawa tradisi budaya yang jarang tersentuh ke dalam ruang publik.

Dengan adanya Galeri Indonesia Kaya ini, bukan tak mungkin tradisi budaya yang kita pikir telah usang dan hilang ditelan waktu akan kembali lagi ke tengah-tengah kita. Bersama, kita tumbuhkan kembali semangat untuk menjaga budaya bangsa. Mencintai Budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.

Sumber : GIK


WAYANG !!! Indonesia Banget !!!


Lorong Pintu Masuk GIK - Wahana Sapa Indonesia


Wahana Melodi Alunan Daerah


Wahana Selaras Pakaian Tradisional


Wahana Jelajah Indonesia


Wahana Area Peraga Layar Telaah Budaya


Koleksi Cindera Mata Kerajinan Nusantara


Galeri Indonesia Kaya (GIK)

Pada jaman dahulu kala, instrumen angklung merupakan instrumen yang memiliki fungsi ritual keagamaan. Fungsi utama angklung adalah sebagai media pengundang Dewi Sri (dewi padi/kesuburan) untuk turun ke bumi dan memberikan kesuburan pada musim tanam. Angklung yang dipergunakan berlaraskan tritonik (tiga nada), tetra tonik (empat nada) dan penta tonik (5 nada).  Angklung jenis ini seringkali disebut dengan istilah angklung buhun yang berarti “Angklung tua” yang belum terpengaruhi unsur-unsur dari luar . Hingga saat ini di beberapa desa masih dijumpai beragam kegiatan upacara yang mempergunakan angklung buhun, diantaranya: pesta panen, ngaseuk pare, nginebkeun pare, ngampihkeun pare, seren taun, nadran, helaran, turun bumi, sedekah bumi  dll.

Jenis-jenis Angklung : Angklung Baduy, Angklung Buncis, Angklung Gubrag, Angklung Bungko, Angklung Modern (Padaeng).

Sumber : Angklung


Suasanan Pertunjukan Angklung Udjo @ GIK

Hal lain adalah pengembangan nilai-nilai yang berarti dalam didikan seni suara seperti:
  • Membangkitkan perhatian terhadap musik.
  • Menghidupkan musikalitas.
  • Mengembangkan rasa ritme, melodi, harmoni, dan lain-lain.
  • Hal lain yang tidak kalah penting adalah:
  • Pengembangan intelegensi.
  • Kreativitas, disiplin.
  • Sarana penyaluran emosi, ekspresi untuk kebahagian dalam bermain musik.
  • Serta melatih koordinasi gerak tubuh saat mengikuti irama musik dala rangka pengembangan syaraf psikomotorik.
  • Bahkan saat ini, di beberapa pusat kesehatan telah ditemukan penelitian bahwa angklung dapat menjadi terapi penyembuhan seperti yang diungkapkan di atas mengenai pengembangan syaraf psikomotorik.
  • Lebih jauh, melalui kesenian tradisional diharapkan akan dapat merangsang idealisme dan minat generasi muda terhadap eksistensi kesenian tradisional Sunda dan pelestarian lingkungan hidup.
Sumber : Angklung


Me `n Friends @ GIK

Saran dari gue, buat kalian yang bingung mau ngapain, kemana, mending datengin GIK, ga ada ruginya kesini, selain nambah wawasan, sekaligus bisa mengenal dan melestarikan kebudayaan Indonesia. Syarat masuknya ?? GA PAKAI BAYAR aka GRATIS !!!


Kalo mau lebih jelas dan lengkap silakan kunjungi  ~> GIK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar